Rabu, 28 Januari 2009

skenario

Name : Moh. Jufri
NIM : 0532012
Subject : Creative Writing

Nasib si Anak Sulung

1. Ide Cerita
Cerita ini menggambarkan nasib seorang anak sulung yang menjadi tolak punggung keluarganya.

2. Sinopsis
Joko adalah anak tertua diantara kedua saudaranya. Dia itu harus memikul beban hidup kelurganya pasalnya kedua orang tuanya sudah lanjut usia, apalagi ayahnya yang sering sakit-sakitan, karena penyakit kencing manisnya itu ayahnaya Joko diharuskan berobat setiap mimggu.
Selain dia harus menanggung biaya hidup semua keluarganya, dia harus juga menanggung biaya sekolah adiknya si Ferdi dan pula biaya kuliahnya Joko sendiri. Si ferdi sekarang sedang kuliah di salah satu kampus swasta di Jakarta sadangkan Joko kuliah sambil bekerja di salah satu kampus swasta juga di Malang.
Joko harus bekerja keras baik dalam bekerja lebih-lebih dalam urusan perkuliahan. Karena yang bisa membuat orang tuanya bahagia adalah melihat Joko sukses dalam urusan dunia dan akhirat dan juga si Jokolah satu-satunya harapan keluarga. Karena dia orangnya orang rajin, pandai, berbakti terhadap orang tua walaupun tidak begitu cakep.
Berbeda dengan adiknya si ferdi, dia nakal, bodoh, jarang di rumah, dan selalu membangkang dengan apa yang dikatakan orang tua. Tapi kalau masalah tanpan Ferdilah yang menang sehingga banyak cewek yang nempel padanya, ini terbukti peratngannya Ferdi yang mendahului abangnya
Sanggubkah Joko menanggung semua itu, apalagi ditamabah biaya kuliah adiknya dan juga biaya kehidupan di Jakarta yang sangat mahal. Dan juga bagaimana dengan si Ferdi, bisakah dia merubah kebiasaan buruknya dan bagaimana pula dengan kisah cinta Ferdi dengan tunangannya mengingat tampan Ferdi yang cukup cakep. Untuk mengatahui semua itu tontonlah film ini sampai tuntas. .

3. Logline atau premis
Ferdi yang kuliahnya dibiayai oleh si Joko malah menghianati kepercayaan abangnya, di Jakarta dia tidak kuliah akan tetapi menjadi play boy kelas atas.

4. Treattemen
Babak I : cerita ini terjadi di sebuah desa kecil yang terletak di kabupatrn Sumenep. Di dalam keluarga ini terdiri dari ayah yang sakit-sakitan karena dimakan oleh usia, begitupun juga Ibu akan tetapi beliau masih kuat mengurusi masalah keluarga. Kelurga ini mempunyai dua anak yang masih berada dalam lembaga pendidikan. Si joko anak tertua orang lemah lembut, sopan, patuh terhadap orang tua, dan pandai, maka dari itulah dia adalah satu-satunya anak yang diharapkan dalam kelurga terbut. Karena Joko bisa membiayai kuliah dan juga yang menunggung semua kebutuhan keluarganya. Berbeda dengan Ferdi adiknya yang tidak pernah patuh terhadap orang tua.
Babak II : karena sifat Ferdi yang sangat jauh denagn abangnya Joko, maka sesampainya di Jakarta dia tidak lagi kuliah, dia hanya menghabiskan waktunya dengan mempermainkan semua cewek yang dia temui. Mungkin pasnya dia boleh dibilang dengan play boy kakap. Akan tetapi tidak semua insan yang hidup di dunia ini akan mendapatkan semua yang mereka inginkan. Buktinya, si Ferdi, meskipun dia adalah cowok play boy yang telah paham bagaimana caranya untuk tidak membuat seorang cewek hamil. Mungkin takdir belum berpihak ma Ferdi, cewek yang dia pernah gauli akhirnya hamil. Dari sinilah awal gelisahan dan penyesalan Ferdi karena tidak mengecewakan abangnya yang selalu mendukungnya.
Babak III : pada suatu malam yang sunyi hp joko berdering, dia tekejut dan kewatir karena pas dilihat telfon itu dari adiknya, dengan penuh penyesalan dan derail air mata si Ferdi minta maaf dan menceritakan apa yang telah terjadi padanya. Dia minta bantuan ke Joko untuk mengirimkan uang untuk mengaborsi ceweknya yang hamil itu. Dia juga mint tolong ma abangnya supaya tidak menceritakan hal tersebut terhadap kedua orang tuanya.

5. Outline scene/scene plot
1. Ferdi pamitan ke orang tua untuk pergi ke Jakarta melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
2. Ferdi ketemu seorang cewek di tempat kuliahnya.
3. Joko harus bekerja keras untuk memenuhi biaya kuliahnya sendiri, adiknya dan kebutuhan orang tuanya.

























6. Bikin sekenario
Nasib si Anak Sulung
Sekenario : M. Jefri

Fade in
Act I
INT : dalam ruang tamu
(Di pagi hari yang cerah, disaat Ferdi mau berangkat ke Jakarta dia pamitan dulu ke kedua orang tuanya dan kepada kakaknya Joko yang pulang dari Malang).
Ferdi :(sambil mencium kedua tangan orang tuanya dia minta maaf dengan apa yang telah dia perbuatan sekaligus minta restu darinya.(VO)
Ferdi :Ibu, pak saya mau berangkat do’ain ferdi.(VO)
(dengan suara terbata-bata karena tidak bias membendung derai air matanya)
Ayah dan Ibu :(bersamaan) pergi kemana? (VO)
(merasa heran dan terkejut).
Ferdi :ke Jakarta. Ke tempatnya Mbak. Fifit. Aku dah di telfon dia. Aku mau kerja dan kuliah di sana.(VO)
Ibu :ia anakku. Do’a dan restuku selalu mrnyertaimu dan kakakmu Joko.(VO)
Ayah :kamu yakin mau ke sana. Kira-kira kamu langsung dapat tempat tinggal gak di sana? Terus kamu makan apa dan tidur di mana di sana? (VO)
Ferdi :tenang pak, buk! Udah ada ko’. Mbak Fifit yang nyarikan. (VO)
Ayah :(terdiam) dan kamu Joko, kapan kamu balik ke Malang? Gimana dengan kuliah kamu disana? (VO)
Joko :Joko mau pamitan juga. Joko mau bareng dengan adik Ferdi. Joko mau nganterin dia sampai stasiun.(VO)
Ayah dan Ibu :(bersamaan). Syukur kalau begitu.(VO)
Ibu :adikmu kan belum pernah keluar kota. Aku kewatir dia kesasar.(VO)
Ayah :oia sebelum kereta yang adiknya berangkat. Kamu temenin dia dulu disana. (VO)
Joko :ia, pak,bu (VO)
Ayah dan Ibu :(memanggil joko ke dalam kamar)
Nanti di dalam mobil nasehati adiknya ya?karena hanya kamu yang bisa ngerti kondisinya dia.(VO)
Ibu :dan hanya kata-katamulah yang membuat dia insaf. Bilang kedia suruh hati-hati di sana, jangan berbuat yang tidak-tidak (VO)
Joko :insya Allah buk pak!(VO)

Fade out
dengan cucuran air mata mereka saling berpelukan seakan-akan tidak mau dipisahkan, maka berangkatlah Joko dan Ferdi ke stasiun kereta api Surabaya dengan menggunakan mobil L300. mereke sampai di sana kira-kira jm 10:00 am

fade in
mereka telah sampai di stasiun kereta api Pasar Turi Surabaya
ext :di stasiun kereta api Pasar Turi Surabaya

Act II

Joko :adik!!? gimana kalau beli tiket terlebih dahulu. Aku kewatir kamu gak kebagian tempat duduk karena ini abiz lebaran Idul Fitri semua orang pasti pada mau alur dan otomatis ramai. Apalagi keretanaya kelas ekonomi.(VO)
Ferdi :(dengan suara tersengau dan sambil mengeluarkan uangya)
ia kan! Kamu ja yang belikan. Ku nungguin barang-barangku di sini (sambil menunjuk temapt barang-barangnya diletakkan)(VO)
Joko :gak wes! Pakai uangku ja. Uang kamu simapan aja untuk bekal di Jakarta. (VO)

Fade out :tanpa basa basi Joko langsung membeli tiket jurusan Pasar Turi-Senin Jakarat

Fade in
EXT
Act III
Joko :Senin satu pak!(VO)
Penjual :Rp.45.000 (VO)
Joko :ini uangnya. Berangkat jam berapa pak?
Penjual :16:30 (VO)
Joko :makasih pak.(VO)

Fade out :sambil beranjak dari tempat penjualan tiket

Fade in
EXT
Act IV
Joko :ini tiketnya dek! Berangkat jam 16:30. oia sebelum mencari tempat dudukmu, ayo kita beli bekal keperluan kamu selama di kereta.(VO)
Ferdi :ia kan ini uangnya.(VO)
Joko :udah lah gak usah. Yang penting kamu selamat dan hati-hati di sana.(VO)

Fade :setelah selesai membeli tiket dan bekal selama di kereta, Joko dan Ferdi langsung menuju ke kereta

Fade in
EXT

Act V
Ferdi :mana keretanya kak? (VO)
Joko :sabar lah. Oh itu. (sambil menunjuk kereta). Ini keretanya dan ini tempat duduk pean.(VO)
Joko :dek mungkin aku tidak bisa nungguin kamu sampai keretanya berangkat. Aku takut entar aku gak dapat Len pas nyampek Malang. Aku mau berangkat duluan (VO)
Ferdi :ia gak pa2 kak!(VO)
Joko :bapak dan ibu berpesan. Kamu harus……. (seperti apa yang di omongin orang tuanya).(VO)
Ferdi :ia kak. Do’ain saja semoga Ferdi selalu ingat kata-kata ortu kita.(VO)
Joko :jangan lupa besok kalau sudah nyampek Jakarta sms ku.(VO)
Ferdi :oke! Boss, sammbil tersenyum. (VO)
Joko :ya udah aku berangkat dulu. (VO)
Ferdi :Ia kak!
Joko :assalamualaikum, hati-hati di jalan (VO)
Ferdi :wa’alaikum salam. Ia kak. Kakaka juga (VO)

Fade :akhirnya mereka berpisah. Joko pergi ke Malang dan Ferdi ke Jakarta Minggu awal Ferdi selalu ngabarin keaadannya di Jakarta bahwasanya dia udah punya pekerjaan dan Bosnya sangat baik. Seakan-akan Ferdi dianggap anak sendiri.
Fade in :Dua tahun kemudian Ferdi jarang ngirim sms, hpnya sering tidak aktif. Kalau di sms jarang di balas.
Act VI :Joko di Malang harus kerja keras demi kebutuhan orang tuanya di rumah, biaya kuliah adiknya di Jakarta, dan dia juga harus belajar yang giat, demi masa depannya.

Fade out :keadaannya Ferdi di Jakarta

Fade in :Ferdi di sana ketemu dengan seorang cewek yang akhirnya di jadikan pacarnya. Pada suatu malam yang sunyi kira-kira jam 00.00 dini hari, hpnya Joko berdering.

Act VII
Joko :(Joko melihat hp. Siapa malam nelfon. Gumam hatinya ) halo…haloo..halooo. ada apa dek. (berkali-kali Joko Tanya tapi gak satupun yang di Jawab. Joko hanya mendengar isakan tangis dalam hpnya).(VO)
Joko :halo. Ini dek Ferdi kan?(VO)
Ferdi :ia kak?(Filtered)
Joko :ada apa dek? Adek baik-baik aja kan? Ayo cerita. Emangnya kenapa dengan adek.(VO)
Ferdi :ferdi minta maaf, ferdi telah mengecewakan kepercayaannya kakak, dan semua keluarga di rumah. (VO)
Joko :ia adek kenapa? (dengan rasa kewatir dan bingung)(Feltered)
Ferdi :tapi kakak harus janji dan bantuin Ferdi. Jangan cerita ke Bapak dan Ibu.(VO)
Joko :ia aku janji. Emangnya kenapa si dek? (penuh penasaran dan kesal)(VO)
Ferdi :cewek Ferdi hamil kak?(Feltered)
Joko :apa? Hamil?(VO)
Ferdi :ia kak Hamil. Maafin Ferdi kak?(VO)
Joko :terus sekarang apa yang kakak bisa lakukan.(VO)
Ferdi :pinjamin Ferdi Uang 2 juta untuk aborsi.(feltered)
Joko :berapa? 2 juta? Dapat dari mana aku uang segitu banyaknya? Adek kan tahu aku ini mahasiswa yang hidupnya hanya pas-pasan.apalagi untuk aborsi (VO)
Ferdi :tolong Bantu Ferdi kak? Ia kak untuk aborsi karena adik tidak punya pilihan lain selain aborsi (VO)
Joko :terserah kamu wes! besok tak usahain. (Sambil menutup telfonnya)

Fade out :

Act VIII

Fade in :Keesokan harinya, Joko langsung sms ke beberapa temannya untuk meminjamkan uangnya. Namun semuanya nihil. Disela-sela joko mencari pinjaman uang, Ferdi selalu sms. Yang bunyinya “gimana kak? Dah dapt belum”. Joko semakin bingung, di samping dia kesel terhadap kelakuan adiknya dia juga kewatir banget dengan keadaan dia di sana maka dari itulah dia selalu sms adiknya, supanya tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bunuh diri, kabur, dll. Joko mencoba menengkan fikirannya Ferdi supaya bersabar dan tidak akan pernah melakukannya lagi.)
Kali ini keberuntungan berpihak pada Joko, salah satu temannya yang dikirimin sms untuk bisa meminjamkannya uang ternyata punya. Tanpa basa-basi lagi Joko lansung mentransfer uangnya kerening adiknya.

Fade out

Fade in
act IX
Maka Ferdi dan pacarnya, langsung pergi ke dukun untuk mengaborsi kandungannya.

Karakter :
Ø Joko
Ø Ferdi
Ø Ayah
Ø Ibu
Ø Dukun
Ø Bos
Ø Ceweknya ferdi
Ø Penjual tiket kereta

Tidak ada komentar: